Dokumen pribadi Muhammad Fajrin&Papuket.id
PURWAKARTA-Virus corona masih mewabah dan menjadi pandemi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kondisi ini memaksa semua orang harus tetap di rumah mengisolasi diri agar tidak terkena virus. Oleh karena itu, semua aktivitas menjadi terhambat, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Termasuk mahasiswa yang harus terpaksa melakukan kuliah jarak jauh melalui online. Hal ini sangat memberatkan mahasiswa, dimana kuliah online ini membutuhkan kouta internet yang cukup menguras uang saku mereka.
Tidak bisa dipungkiri banyak mahasiswa yang tidak di beri uang jajan oleh orang tuanya, karena kuliah yang berbeda saat ini mengharuskan berdiam di dalam rumah. Belum lagi jika orang tua mereka terdampak pekerjaannya karena pandemi ini.
Muhammad Fajrin yang kerap disapa Ajay ini berinisiatif untuk membuka bisnis di tengah pandemi. Merintis usaha di tengah pandemi virus corona (Covid-19) bukanlah sesuatu yang mudah. Tentunya harus ada keberanian karena memiliki resiko yang cukup besar. Meski demikian, adanya pandemi ini bukanlah menjadi penghalang bagi Ajay untuk merintis usaha kuliner rumahan.
"Ya memang membuka usaha ini banyak yang perlu di pertimbangkan, apalagi di tengah pandemi seperti ini. Kita harus siap mental karena kondisi sekarang berbeda dengan biasanya," tuturnya saat diwawancara, Minggu,(5/7/2020).
Statusnya yang masih mahasiswa semester empat di Ekuitas Bandung ini, semangatnya untuk menjadi wirausaha muda patut diacungi jempol. Dia memiliki alasan tersendiri kenapa harus memulai usaha ini. Selain hobi berbisnis juga mengisi waktu luang selama proses kuliah daring.
Menurutnya, momentum kuliah daring yang diberlakukan saat ini sangat pas dimanfaatkan sambil berjualan. Apalagi pemerintah membatasi aktivitas sosial yang membuat masyarakat harus dirumah saja.
"Dari pada tidak ada aktivitas lain kecuali kuliah online, mending diselingi dengan berjualan kuliner, hitung-hitung bisa membantu orang tua dan menambah uang jajan kita juga," tuturnya.
Ia memberi nama usahanya Papuket.id, perpaduan es kelapa dicampur dengan buah alpukat yang menyegarkan. Apalagi kota Purwakarta yang cuacanya sangat panas di siang hari sangat cocok untuk membeli es papuket ini.
Meski usahanya yang ia geluti masih baru-baru ini, sekitar awal maret yang lalu. Namun sudah mampu menarik banyak pelanggan. Penghasilan setiap harinya pun tidak luput dari angka Rp 70 rb sampai Rp 150 rb rupiah.
"Walaupun lingkup orderannya masih wilayah di Purwakarta saja. Semoga ini menjadi langkah awal untuk menata karies saya menjadi suskes kedepannya," pungkas Ajay.
Ayah fajrin sendiri Ahmad Fauzi turut berbahagia melihat anaknya bisa mandiri memulai usaha. Banyak dukungan penuh dari orang tua agar Ajay bisa sukses dan membanggakan keluarga.
"Sangat seneng liat anak bisa buka usaha sendiri, walau masih usaha home made semoga kedepannya bisa maju membuka ruko. Saya sebagai ayah terus mendukung dan mendoakan semoga usahanya selalu diberikan kelancaran," ujarnya.
Menurut Ahmad, mahasiswa lain bisa menjadikan contoh bahwa mereka bisa mendapatkan penghasilan dari cara usaha mereka sendiri. Tidak perlu kerja yang berat, cara berbisnis adalah salah satu alternatif agar bisa mendapatkan uang jajan sendiri tanpa harus meminta lagi ke orang tua.
"Semoga mahasiswa lain juga bisa mengikuti jejak anak saya yang membuka usaha sendiri, tidak harus tergantung ke orang tuanya saja, syukur jika bisa memberi apa yang orang tua mereka mau," pungkas Ahmad.
Selain itu, Abdul Hafiz mahasiswa semester empat ini menjalankan usahanya sebagai reseller di produk fashion. Menurutnya, menjadi reseller adalah cara usaha yang tidak perlu mengeluarkan modal dan bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, karena usaha ini memang memakai sistem online shop.
"Enak jadi reseller tidak usah mengeluarkan modal, kita juga bisa cuma diem di rumah tapi bisnis berjalan terus. Ini cara paling mudah buat mahasiswa yang masih bingung mau usaha apa," pungkas Abdul.
Nama:Muhammad Zaki Nur
NIM : 1174050107
Kelas: Jurnalistik 6 C



